Selasa, 25 September 2012

Menyakiti lebih Sakit daripada Disakiti
Alumni Tolak Penggabungan SMA 6 dan 70
Dokumentasi Antara/M.Agung Rajasa



Kejadian yang menimpa saudara kita yang terluka hingga meninggal dunia pada Senin, 24 September 2012 mengingatkan Mujahid pada peristiwa 1988 tepatnya Jum'at Sore, 23 September. Saat bubar sekolah, sebagian kecil kumpulan siswa-siswi SMAN 70 kelas satu berjalan pulang menuju halte bis Bulungan. Tiba-tiba ketika Mujahid yang baru beberapa langkah keluar dari pintu gerbang mendapati beberapa siswi berlari histeris berbalik arah kembali menuju pintu gerbang sekolah. Terlihat di belakang mereka menyusul ada puluhan siswa dari sekolah lain berlari dan berteriak sambil membawa balok kayu. besi dan melempar batu menyerang dan memaksa masuk ke halaman sekolah. Tetapi dengan sigap teman-teman bersama satpam menutup pintu gerbang dan berlindung dibalik pagar. Kemudian dengan cepat seperti dikomando, kita keluar melesat cepat dari pintu gerbang sambil mengambil batu-batu yang berserakan bekas lemparan mereka untuk menyerang balik. Mujahid mengejar beberapa orang penyerang dan menjelang belokan ke arah RS Pertamina dengan jarak hampir tiga langkah kaki, batu ditangan spontan dilemparkan dan mengenai bagian belakang kepala salah satu dari mereka. Ia terluka dan terjatuh kemudian bangkit kembali dan berlari dengan darah mengucur membasahi seragam sekolahnya.

Mujahid terpana sejenak dan berlari kembali ke halaman sekolah yang sudah  penuh berkumpul banyak siswa-siswi yang belum merasa tenang untuk melanjutkan pulang ke rumah masing-masing dengan kendaraan umum mereka. Diri ini terpaku dalam renung diiringi tarikan nafas yang belum teratur dan hiruk pikuk teman-teman yang sibuk mencari tahu, dari sekolah manakah mereka, yang jelas bukan SMAN 6 Mahakam. Ada rasa kasihan pada siswa penyerang yang tadi terluka kepala belakangnya terkena lemparan batu Mujahid dengan jarak begitu dekat. Ada rasa penyesalan dan ada pula rasa dendam terbalaskan, karena sebelum kejadian ini seringkali Mujahid mengalami serangan dari siswa sekolah lain berupa pukulan berakibat gigi kanan bawah patah, memar pangkal paha terkena tendangan dan wajah perih terluka disengat  rokok saat pulang sekolah di kendaraan umum Metro Mini. Semua kejadian itu menimpa secara tiba-tiba di tempat dan waktu berbeda-beda di mana Mujahid saat itu masih polos menggunakan atribut lengkap sebagai siswa baru SMAN 70 Bulungan.

Ternyata, hati ini...perasaan ini masih bisa menerima diri ini disakiti oleh orang lain tanpa alasan yang jelas, tanpa sebab apapun. Sebaliknya, perasaan ini jadi sakit, tidak terima bila diri ini telah menyakiti...melukai orang lain bahkan ...Naudzubillahmindzalika ! Semoga Allah menjauhkan kita dari hal ini... sampai meninggal dunia dengan sebab atau bahkan tanpa sebab.

Semoga diri kita dapat terus menghadirkan perasaan ini. Khususnya untuk adik Alawi, Semoga Allah menerima segala amal ibadahnya. Dan adik  Fulan yang sudah melukai dan berakibat kematian seseorang semoga memiliki perasaan untuk bersegera bertaubat dan memperbaiki diri. Dan untuk semua adik-adik yang masih sekolah, pengalaman Mujahid di masa yang lalu di SMAN 70 adalah menjauhi teman-teman yang berperilaku negatif dan berkumpul dalam kumpulan aktifitas ekskul positif yang membangun jasmani-rohani menjadi semakin baik, berusaha baik dan selalu berbaik-baik. Rohis, Sisgahana, Pramuka, PMR dan sebagainya adalah ekskul yang betul-betul mengasah hati Mujahid di masa itu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar