Kamis, 27 September 2012

Menapaki Usia Dalam Cinta

Menapaki Usia Dalam Cinta

Semakin senja umur kita, semakin tertatih kita melangkah menyiapkan sebaik-baik amalan terus menerus tak kenal henti hingga kita mendapatkan akhir yang baik (khusnul khotimah). Sepanjang jantung masih berdetak, anggota badan masih bisa bergerak dan matahari masih terbit di masing-masing ufuk. Kita selalu bersuka cita meraih waktu tersisa dengan berlomba-lomba dalam kebaikan. Memperbaiki diri, keluarga dan kerabat terdekat, lalu masyarakat setempat dan membela negara agar tetap bermartabat.

Dalam menafsirkan cinta kepada keluarga, banyak cita dan rasa yang selalu berbeda-beda tapi selalu mengusahakan kualitas yang sama. Pijakannya adalah iman dan taqwa, ia adalah essensi fundamental yang tak bisa ditawar karena Al Qur'an Nur Karim telah menguatkan hal itu, bagaimana kita selanjutnya menjadikan kitabullah sebagai penawar. Obat keras hati, penguat jantung dan sahabat dalam senang dan susah. Terkadang dalam senang kita lalai dan lupa untuk mngucap syukur dan dalam susah kita sering alpa untuk selalu bersabar dan memohon sebaik-baik petunjukNYA.

Bentuk kecintaan kita kepada keluarga banyak ragam dan cara, walau hati menolak cara-cara kerabat menyikapi permasalahan menyangkut syar'i, terutama ibunda, tapi hubungan silaturahiim diusahakan selalu tetap terjaga. Sebisa-bisa, kudu diusahakan bisa dan Insyaallah bisa.

Bismillah, selalu kita ikhtiarkan segala kebaikan untuk mereka. kerabat terdekat. 
 

Rabu, 26 September 2012

Kebersamaan Kebaikan Mengalahkan Keburukan

Zaman dulu, Anak-anak Larangan, Kreo dan sekitarnya (Lakers) merupakan kumpulan siswa baik2 di SMAN 70 Bulungan yang berusaha tidak terbawa arus bahkan berusaha menghapus stigma buruk almamater. Lihat wajah2 keren tanpa dosa pada gambar jadul di bawah ini yang slalu menggunakan bus mini oranye S69 untuk pulang pergi ke sekolah, sangat langka kami bisa duduk berkumpul seperti ini, seringnya bergelantungan di pintu metromini yang akhirnya beresiko dikenali, dipukuli dan digebuki beramai-ramai oleh siswa2 sekolah lain di halte bis dekat Polsek Kebayoran Baru atau sekitar Taman Puring.

Kami selalu bersama, kami akan menyerang kalo diserang. Makhluk mana di muka bumi ini yang akan diam saja bila diserang apalagi secara sporadis dan membabi buta. Makhluk kecil saja seperti virus akan melakukan mutasi gen bila terus diserang dan disakiti. sehingga semakin ganas dan merajalela mewabah bila diserang dengan dosis antibiotik atau vaksin yang lebih tinggi daya mematikannya. Muka memar dipukuli dan luka trbakar disengat puntung rokok saat tak berdaya kala sendiri dikeroyok (nekat namanya kalo melawan...emangnya Rambo Stallone red,  he...he...). Tapi kalo bersama kami akan menjadi laskar pasukan yang tak akan mengenal menyerah diserang dan teraniaya. Yang jelas kami tak akan menyerang terlebih dahulu dan mencari musuh sebagai niat baik menjaga persaudaraan kepada semua orang. Tapi entah kenapa, tersiar kabar bahkan mnjadi cover sebuah majalah remaja saat itu, SMAN 70 Jakarta dimusuhi oleh seluruh sekolah kejuruan se Jakarta.

Indahnya setelah menyerang balik dan mensterilkan areal Bulungan dari para penyerang dan benda2 keras untuk melempar dan melukai seperti batu, kayu, besi bahkan ada pisau, kapak dll...(lama2 tak seram lagi karena dah biasa...!). Kita shalat maghrib berjamaah di Mushola Gelanggang Renang Bulungan, ada panglima yang siap memimpin kala tenang atau dalam darurat menghalau serangan, Torkis. Semoga ia dan kita semua selalu istiqamah dalam kebaikan. Kita menyadari dan mengharapkan selalu dalam hidup ini tidak ada kata mencari musuh atau lawan kecuali selalu bersama dalam kebaikan mengajak orang lain selalu berbuat baik.

Selasa, 25 September 2012

Menyakiti lebih Sakit daripada Disakiti
Alumni Tolak Penggabungan SMA 6 dan 70
Dokumentasi Antara/M.Agung Rajasa



Kejadian yang menimpa saudara kita yang terluka hingga meninggal dunia pada Senin, 24 September 2012 mengingatkan Mujahid pada peristiwa 1988 tepatnya Jum'at Sore, 23 September. Saat bubar sekolah, sebagian kecil kumpulan siswa-siswi SMAN 70 kelas satu berjalan pulang menuju halte bis Bulungan. Tiba-tiba ketika Mujahid yang baru beberapa langkah keluar dari pintu gerbang mendapati beberapa siswi berlari histeris berbalik arah kembali menuju pintu gerbang sekolah. Terlihat di belakang mereka menyusul ada puluhan siswa dari sekolah lain berlari dan berteriak sambil membawa balok kayu. besi dan melempar batu menyerang dan memaksa masuk ke halaman sekolah. Tetapi dengan sigap teman-teman bersama satpam menutup pintu gerbang dan berlindung dibalik pagar. Kemudian dengan cepat seperti dikomando, kita keluar melesat cepat dari pintu gerbang sambil mengambil batu-batu yang berserakan bekas lemparan mereka untuk menyerang balik. Mujahid mengejar beberapa orang penyerang dan menjelang belokan ke arah RS Pertamina dengan jarak hampir tiga langkah kaki, batu ditangan spontan dilemparkan dan mengenai bagian belakang kepala salah satu dari mereka. Ia terluka dan terjatuh kemudian bangkit kembali dan berlari dengan darah mengucur membasahi seragam sekolahnya.

Mujahid terpana sejenak dan berlari kembali ke halaman sekolah yang sudah  penuh berkumpul banyak siswa-siswi yang belum merasa tenang untuk melanjutkan pulang ke rumah masing-masing dengan kendaraan umum mereka. Diri ini terpaku dalam renung diiringi tarikan nafas yang belum teratur dan hiruk pikuk teman-teman yang sibuk mencari tahu, dari sekolah manakah mereka, yang jelas bukan SMAN 6 Mahakam. Ada rasa kasihan pada siswa penyerang yang tadi terluka kepala belakangnya terkena lemparan batu Mujahid dengan jarak begitu dekat. Ada rasa penyesalan dan ada pula rasa dendam terbalaskan, karena sebelum kejadian ini seringkali Mujahid mengalami serangan dari siswa sekolah lain berupa pukulan berakibat gigi kanan bawah patah, memar pangkal paha terkena tendangan dan wajah perih terluka disengat  rokok saat pulang sekolah di kendaraan umum Metro Mini. Semua kejadian itu menimpa secara tiba-tiba di tempat dan waktu berbeda-beda di mana Mujahid saat itu masih polos menggunakan atribut lengkap sebagai siswa baru SMAN 70 Bulungan.

Ternyata, hati ini...perasaan ini masih bisa menerima diri ini disakiti oleh orang lain tanpa alasan yang jelas, tanpa sebab apapun. Sebaliknya, perasaan ini jadi sakit, tidak terima bila diri ini telah menyakiti...melukai orang lain bahkan ...Naudzubillahmindzalika ! Semoga Allah menjauhkan kita dari hal ini... sampai meninggal dunia dengan sebab atau bahkan tanpa sebab.

Semoga diri kita dapat terus menghadirkan perasaan ini. Khususnya untuk adik Alawi, Semoga Allah menerima segala amal ibadahnya. Dan adik  Fulan yang sudah melukai dan berakibat kematian seseorang semoga memiliki perasaan untuk bersegera bertaubat dan memperbaiki diri. Dan untuk semua adik-adik yang masih sekolah, pengalaman Mujahid di masa yang lalu di SMAN 70 adalah menjauhi teman-teman yang berperilaku negatif dan berkumpul dalam kumpulan aktifitas ekskul positif yang membangun jasmani-rohani menjadi semakin baik, berusaha baik dan selalu berbaik-baik. Rohis, Sisgahana, Pramuka, PMR dan sebagainya adalah ekskul yang betul-betul mengasah hati Mujahid di masa itu.